Karena Mimpi kita berawal dari Sepatah Kata

Karena Mimpi kita berawal dari Sepatah Kata

Rabu, 03 September 2014

GO INTERNATIONAL DARI DUNIA TULIS-MENULIS?


                                    

               
“Coba cari nama saya di Google. Pasti ada banyak,” ucap dosen metodologi studi islam di ruang C5 di pagi menjelang siang itu.
                Idih.. nih dosen kok pede banget ya. Mesti just kidd.
Dan kepercayaan itu bertambah satu oktaf saat beliau menyebut  Copenhangen, Ankara, Tokyo, Chicago, Illinoi, Athens, Washington DC, Lancaster, Pennsylvania, Manhattan, New York, Bangkok, Ohio sampai Oslo
“Pertama kali saya ke luar negeri, itu ke Thailand,”
                Beliau ditawari untuk ke luar negeri dan mengiyakan immediately. Padahal, diminta untuk menggantikan jadi narasumber di sebuah International Conference. Tapi, kepalang basah jadi beliau accept aja meski harus buat paper (absolutely) bil lughoh injiliziyah.
                Dan setelah ngumpulin data, prepare ini-itu,maka jadilah paper yang musti diseleksi ke-absolutannya. Padahal, waktu itu dosen yang bernama Zakiyudin Baidhawy ini belum terbiasa membuat paper dalam bahasa Inggris.
                “Kalian tahu apa itu ‘misleading’?”ungkap beliau mengedarkan pandangan ke segala penjuru kelas.
                Respon yang diterima hanya diam. Dan beliau melanjutkan, “Misleading artinya salah arah. Agar kita tidak salah arah dalam menyikapi hidup ini, maka kita harus punya prepare yang ber-skill
                Adalah Reading habit, yang disebut sebagai syarat pertama dari beberapa requirement yang mengarah ke trueleading. Siapa yang khatam membaca buku seminggu sekali ? ada, tentu saja ada. Tapi, rupanya eksistensi handphone yang beralih fungsi (dulunya  hanya bisa untuk SMS dan telepon) kini merebut rating popularitas para generasi bangsa.
                “Dulu saya setiap senin pinjam 2 buku dan pasti saya kembalikan minggu itu juga. Meskipun saya juga nggak paham apa yang dikatakan buku itu. Tapi, bukankah ilmu itu proses?”
                Yang kedua, writing habit. Ketika kita ingin menulis seratus kata, maka in our mind must be prepared a ten thousand words. Pemilihan dan pemilahan kata yang sebegitu banyaknya harus appropriate. Belum lagi ada yang namanya agenda writer’s blocking.
                Tapi, jangan berkecil hati,sobat.. penulis yang menamatkan semua studinya di Indonesia ini dengan semangat 45 berkata “Be brave ! Show that you are the pioneer agent of change. Meskipun kita Cuma STAIN,”
                Karena apa? Satu dari empat jurnal yang mendapat akreditasi A adalah IJIMS (Indonesian Journal of Islam and Muslim Societies) dan diterbitkan oleh Program Pascasarjana STAIN Salatiga tahun 2014. Dan artikel jurnal beliau (yang berjudul Distributive principles of economic justice: an Islamic perspective) juga dimuat di IJIMS.
                “Ini membuktikan bahwa kita adalah STAIN rasa UIN,” lanjutnya,lagi.
Selain pandai menulis, sebagai partisipan dan menjadi narasumber di kancah Internasional, beliau  juga sedang memperjuangkan tesis yang hanya berisi 30-40 halaman saja.
                “Penulisan seperti itu, hanya butuh syarat ABC (, A-accurate, B-Brief dan C-Clear) Mubadzir juga ‘kan udah nulis banyak, ngeluarin tenaga, finansial dan waktu yang tak sedikit tapi isinya ngalor-ngidul”
                Ketika ditanya bagaimana caranya bisa go International, beliau tidak segan-segan membagi beberapa tips dari pengalamannya yang dimulai dari dunia tulis menulis. What are they? Here we go:
1.       Prepare
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, Readinghabit-Writinghabit itu needed. Bukankah sudah beredar kabar bahwa “Buku adalah jendela dunia?”
Thus, untuk masalah writinghabit, itu merupakan sesi lanjutan yang berfokus pada skill. Ini juga berpengaruh pada (commonly) untuk mengikuti International Conference yang requirement-nya harus menyetorkan paper karya sendiri. Ya iyalaah!
2.       Bahasa
Selain diklaim di bagian “prepare”, tampaknya voting bahasa untuk menjadi best attention memang benar. Dan yang sudah menjadi rahasia umum, bahasa Inggris merupakan bekal untuk munculnya ke permukaan Internasional. Bukan hanya untuk komunikasi, tapi juga menjembatani persepsi antar agama, antar budaya dan antar bangsa.

Kalau sudah begitu, what’s the next step, my sista ?

Hemb, that’s right.. It’s not stopped here. Pernah kan, kalian menghadiri sebuah seminar yang terdiri dari berbagai suku, agama dan ras ? disitu kita hanya berkewajiban untuk mengikuti jalannya acara. And then, jika kita tidak ‘berkenalan’ sendiri dengan anggota yang lain maka conclusion-nya juga tidak kenal ‘kan? Padahal, banyak teman banyak rezeki loh. Kali aja salah satu dari mereka ada yang nantinya membantu menyebarkan aura positif di kehidupan kita kelak. (Ngarep,deh!)
Falidzalik, INTRODUCE YOURSELF itu bisa dibilang penting. Tapi ya nggak Cuma my name is, my address is, my hobby is,.... itu sih pelajaran greetings yang dipelajari anak SD. Bisa juga mulai cerita gimana bisa ikut konferensi itu, bahas isu yang lagi naik daun atau kepo ama kampung halaman lawan bicara. Apa aja asal jangan masalah pribadi,hehe.
“Waktu itu saya ketemu langsung sama orang penting yang ngadain konferensi itu. Ya elaborate aja deh.. biarkan mengalir, tapi tetap jaga nama baik Indonesia”
Udah ? gitu aja ? yah, nggak seru donk. Kita juga harus keep in touch. Hari gini, lewat apapun bisa. Dari sosmed, e-mail sampe website resmi. The world seems smaller than we think.
Ih, kok sok ngenal banget sih! Karena... ‘kebanyakan’ orang-orang di bidang itu juga bakal kembali di bidang yang sama. Jadi, perbanyak network gituh hlo. Ketika satu konferensi rampung, tumbuh lagi tuh konferensi-konferensi yang bergengsi lainnya.
“...dan pada akhirnya nama saya direkomendasikan untuk menjadi narasumber di Jepang dan beberapa forum Internasional lainnya”
Dan pada akhirnya juga, representative mimpi tidak bisa lepas dari polemik ikhtiar yang meng-ekspansi masa leha-leha. Eksploitasi imtaq dan iptek sungguh sangat diprioritaskan. Ini bukan faksi menjatuhkan hlo ya.. tapi menyadarkan dan strengthen pada ketulusan benih niat. Ma’annajah!
               



Tidak ada komentar:

Posting Komentar